1.
Mengapa Perusahaan Benar – Benar
Membutuhkan Dewan Komisaris?
Tanggung jawab dewan komisaris berbeda-beda dari suatu
Negara dengan Negara lain. Di AS saja tidak ada standar nasional atau hokum
federal menentukan kewajiban direktur ( Etes,
2000). Syarat –syarat khusus untuk direktur sangat beragam, tergantung Negara
tempat atau aturan perusahaan dikeluarkan. Namun demikian, consensus di seluruh
dunia setuju bahwa tanggungjawab utama dewan perlu dikembangkan.
Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan terhadap 200 direktur dari delapan Negara
(Canada, Perancis, Jerman, Firlandia, Swiss, Belanda, Inggris, dan Venuzuela),
mengungkapkan lima perjanjian utama tanggungjawab dewan komisaris (Posner and
Schmitd, 2002) yaitu :
a) Menetukan strategi perusahaan,
seluruh arah, misi atau visi.
b) Suksesi – memilih dan memberhentikan
CEO dan Manajemen Puncak
c) Mengendalikan, memonitor atau
mengawasi manajemen puncak
d) Meninjau dan menyetujui penggunaan
sumberdaya
e) Memperhatikan kepentingan pemegang
saham.
Peran Dewan Komisaris Dalam
Manajemen Strategic Dengan Cara Melakukan Tiga Tugas Dasarnya :
1) Monitor, dengan melakukan tindakan
melalui komite, dewan dapat terus mengikuti perkembangan diluar dan dijalan
didalam perusahaan. Dengan demikian manajemen dapat memberikan perhatian pada
pengembangan perusahaan yang mukim terlupakan. Minimal dewan harus dapat menyelesaikan
tugas yang tersebut.
2) Mengevaluasi dan Menetapkan, dewan
dapat memeriksa proposal, keputusan, dan tindakan manajemen; setuju atau tidak setuju dengan mereka;
memberikan nasehat dan saran; dan garis bersar alternative. Banyak para dewan
aktif yang juga melakukan ini sebagai tambahan dati tugas monitor aktifitas
manajemen.
3) Memulai dan Menetapkan: dewan dapat
menggambarkan misi perusahaan dan menetapkan pilihan-pilihan startegik kepada
manajemen. Hanya para dewan yang aktif yang akan melakukan hal ini sebagai
tambahan dari dua tugas sebelumnya.
Dalam
hal ini, kita dapat menggolongkan dewan menjadi suatu rangkai kesatuan khusus
berdasarkan tingkat keterlibatan dalam urusan strategis perusahaan. Berdasarkan
penelitian Wheelen and Hunger, 2004 dari
beberapa dewan perusahaan ( dirangking dari rumah sakit sampai perusahaan
Fortune 500) mendukung adanya rangkaian kesatuan tersebut. Penelitian tersebut
mengungkapkan bahwa 30 persen dewan secara aktif bekerja dengan manajemen dalam
pengembang arah startegis ( partisipasi/ katalisator aktif), 30 persen bekerja
untuk merevisi dan mengesahkan proposal manajemen (tinjauan minimal/
partisipasi nominal), 40 persen hanya mengesahkan proposal manajemen startegik
(fiktif/ menandatangani).
Trend
dalam fungsi perusahaan dimana mendatang, dewan komisaris kemungkinan besar
memainkan peran yang lebih aktif dalam manajemen startegik perusahaan. Walaupun
demikian, perubahan mungkin akan terjadi secara evolusioner daripada
revolusioner. Tingkat kematangan dewan berbeda-beda dan arah secara kecepatan
perubahan tidaklah sama. Berikut ini ada beberapa kecenderungan yang ada saat
ini yang kemungkinan besar akan berlanjut:
1) Kelembagaan investor, seperti dana
pension, dana bersama, dan perusahaan asuransi akan memberikan tekanan yang
meningkat kepada manajemen puncak untuk memberikan kinerjanya. Kelembagaan ini
sekarang kurang lebih memiliki 50 persen saham perusahan public. Analisa pasar
mengharapkan persentasi ini terus meningkat.
2) Pemegang saham akan meminta direktur
dan manajemen puncak memiliki lebih dari jumlah saham yang ada dalam
perusahaan. Penelitian menunjukkan lebih jauh hasil perpaduan antara hubungan
manajemen puncak yang memegang saham dengan kinerja perusahaan.
3) Direktur non – manajemen atau pihak
luar akan terus meningkat jumlah sahamnya dan kekuasaannya kepada dewan.
2.
Rekomendasi Yang Dapat Dibuat Untuk
Memperbaiki Efektifitas Dewan Komisaris Sekarang Ini:
a) Dewan komisaris tidak hanya mengawasi kinerja manajemen
puncak dan penggunaan sumberdaya; tetapi juga membantu arah perusahaan secara
keseluruhan.
b) Dewan komisaris harus mampu
meningkatkan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan.
c) Dewan komisaris dapat meningkatkan
konstribusi pengetahuan, keterampilan, dan hubungan-hubungannya antara
perusahaan dan masyarakat sekitarnya.
d) Dewan komisaris harus lebih
melakukan pendekatan sistematis untuk perumusan, implementasi, dan mengevaluasi
serta mengendalikan manajemen strategic.
3.
Ceo Perlu Melakukan Sepuluh Peran
Utama Yang Dikemukakan Oleh Mintzberg, Yaitu:
a. Tokoh kepemimpinan; bertindak
sebagai pemimpin legal dan simbolis dan melakukan kewajiban social, tugas-tugas
seremoinial, dan legal (acara makan untuk perpisahan dengan seorang karyawan,
pendatangan kontrak bagi perusahaan; mewakili perusahan dalam urusan
masyarakat).
b. Pemimpin; memotivasi,
mengembangkan, dan member petunjuk kepada bawahan (mengenal Total Quality
Management – TQM bertindak sebagai model peran memberikan visi untuk masa depan
perusahaan).
c. Penghubung; memelihara kontak
jaringan dan sumber – sumber informasi dengan orang – orang penting dalam
lingkungan kerja (bertemu dengan kelompok pemegang saham aktif di asosiasi
perdagangan industry bermain golf dengan CEO yang lain).
d. Monitor; mencari dan mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk dapat memahami perusahaan dan lingkungannya (
membaca majalah bisnis, berlangganan pada penyedia data, meninjau indicator
kunci kinerja perusahaan).
e. Penyebar; meneruskan informasi untuk tim
manajemen puncak lainnya dan orang-orang penting lainnya dalam perusahaan
(pertemuan dengan para staf; mengkomunikasikan letak strategis; membuat
pemberitahuan tentang kebijakan yang dibuat).
f. Juru pembicara; meneruskan
informasi kepada kelompok-kelompok utama pemegang saham, berbicara pada kamar
dagang; berpartisipasi pada kampaye periklanan).
g. Wirausahawan; meneliti proyek-proyek
perusahaan dan lingkungannya untuk memperbaiki produk, proses, prosedur, dan
struktur (reorganisasi perusahaan; memulai belajar pengembangan produk baru;
mencari mitra untuk kerjasama).
h. Penganan
Gangguan; melakukan tindakan perbaikan pada saat terjadi masalah atau krisi (
berbicara secara personal dengan kreditur utama atau wakil ( berbicara secara
personal dengan kreditur utama atau wakil serikat pekerja; membuat komite
penyedik; mengganti karyawan yang mengganggu).
i. Pengalokasi
Sumber Daya; mengalokasi sumber daya perusahaan dengan membuat dan atau
menyetujui keputusan ( meninjau anggaran; merencanakan aktivitas karyawan;
menentukan tujuan).
j. Negosiator; mewakili
perusahaan dalam negosiasi perjanjian petning ( menyelesaikan perselisihan
antara divisi; melakukan negosiasi dengan berlanggan, pemasok dan kreditur
penting; meninjau kontrak).
4.
Kekuatan Dan Kelemahan Pemeriksaan
Startegik Sebagai Teknis Untuk Menilai Kinerja Perusahaan.
Pemeriksaan
strategic adalah bentuk pemeriksaan manajemen yang melihat perusahaan dalam
perspektif luas dan menyediakan penelitian komprehensif terhadap situasi
strategic perusahaan. Pemeriksaan startegik meliputi aspek-aspek utama proses
manajemen strategic dan menempatkannya dalam kerangka kerja pengambilan
keputusan. Kerangka kerja tersebut terdiri dari delapan langkah yang saling
berhubungan:
1. Evaluasi hasil kerja perusahaan saat
ini tingkat pengambilan investasi, profitabilitas, dan sebagainya, dan misi,
tujuan, startegi, dan kebijakan saat ini.
2. Pemeriksaan dan evaluasi terhadap
manajer strategic perusahaan yaitu dewan komisaris dan manajemen puncak.
3. Pengamatan lingkungan internal
perusahaan untuk menentukan factor-faktor strategis yang merupakan kesempatan
dan ancaman.
4. Pengamatan lingkungan internal
perusahaan untuk menentukan factor – factor strategic yaitu kekuatan dan kelemahan.
5. Menganalisis factor – factor
strategic (SWOT) untuk menunjukkan dengan tepat masalah yang ada, dan meninjau
dan merevisi misi dan tujuan diperlukan.
6. Membuat, mengevaluasi, dan
menyeleksi strategi alternative terbaik berdasarkan analisis yang dilakukan
pada langkah e.
7. Mengimplementasi strategi yang dipilih dengan
membuat program, anggaran dan prosedur.
8. Mengevaluasi strategi umpan balik yang
diimplementasikan berbagai aktifitas untuk memastikan penyimpanan minimal dari
yang mereka rencanakan.
HAL PENTING YANG HARUS DIINGAT :
1. Tanggungjawab dewan komisaris pada
perusahaan modern tidak hanya mengawasi kinerja manajemen puncak dan penggunaan
sumber daya; Dewan komisaris semakin dibutuhkan untuk membantu arah perusahaan
secara keseluruhan.
2. Dengan tepat ditempatkan pada
rangkaian kesatuan, mulai dari keterlibatan pasif sampai keterlibatan aktif
dalam proses manajemen startegik. Karena kecenderungan dengan masyarakat saat
ini, beberapa dewan akan mendapatkan hak pasif pada masa yang akan datang.
3. Dewan komisaris untuk perusahaan
besar milik public mulai menyadari bahwa manajemen puncak tidak selalu memiliki
keinginan yang sama dengan pedagang saham dalam hal strategic dan pengambilan
keputusan operasional. Menurut teori agensi, tekanan semakin meningkat untuk
meningkatkan jumlah direktur dari luar, menawarkan kepemilikan saham yang
paling besar kepada eksekutif ( dan direktur) dan memisahkan peran chairman dan
CEO.
4. Sebagai tambahan untuk memenuhi
peran utama dan mengelola proses perencanaan strategic, manajemen puncak
bertanggung jawab menyediakan kepimpinan eksekutif.
5. Manajer harus menggunakan cara
perumusan strategic yang tepat dan mempunyai bauran kehalian tehnis, manusia,
dan konseptual untuk memimpin perusahaan.
6. Pemeriksa startegik dengan
menyediakan daftar untuk manajer dan analisis adalah salah satu cara untuk
mengimplementasikan proses pengambilan keputusan yang sangat perlu untuk
manajemen startegik yang efektif.
Sumber: http://dachaaceh.blogspot.com/2011/05/strategic-management-1.html